Belajar Geografi | Secara umum terdapat dua golongan teori yang mengemukakan pendapatnya tentang terbentuknya tata surya. Golongan pertama berpendapat bahwa tata surya berasal dari kabut asap (nebula). Teori yang mendukung golongan ini adalah teori kabut oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace serta teori planetisimal oleh Chamberlin dan Moulton. Glongan ke dua berpendapat bahwa tata surya berasal dari materi Matahari. Teori yang mendukung golongan ini adalah teori pasang surut oleh Buffon dan teori awan debu oleh Carl von Weizsaecker.
5 Teori Terbentuknya Tata Surya | http://mata-pelajaran-geografi.blogspot.com/ |
A. Teori Nebula
Teori kabut (nebula) pada dasarnya mengungkapkan terbentuknya tata surya melalui tiga tahap.
- Pada mulanya Matahari dan planet masih berbentuk kabut yang sangat pekat dan besar.
- Kabut tersebut berputar dan berpilih dengan kuat sehingga terjai pemadatan di pusat lingkarang yang selanjutnya membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan terbentuk juga materi lain dengan massa yang lebih kecil dari matahari. Materi tersebut dinamakan planet dan bergerak mengelilingi matahari.
- Materi-materi yang terbnetuk tersebut tumbuh menjadi makin besar dan terus melalukan gerakan secara teratur mengelilingi Matahari. Gerakan materi-materi tersebut berada dalam suatu orbit yang tetap dan membentuk susunan yang disebut tata surya (keluarga matahari).
Teori Nebula: Immanuel Kant (1724-1804)
Immanuel Kant adalah seorang filsuf dan ilmuwan Jerman. Ia merupakan orang yang pertama kali mengemukakan teori nebula. Menurut Kant, tata surya terbentuk oleh gumpalan kabut (nebula) yang terdiri atas bermacam-macam gas. Awalnya gas-gas di angkasa yang massanya besar menarik gas-gas yang massanya kecil yang berada di sekelilingnya hingga membentuk gumpalan gas yang menyerupai cakram.
Gumpalan gas tersebut mengalami pemampatan dan penyusutan sehingga menyebabkan perputaran kabut menjadi makin cepat. Gumpalan kabut bermassa besar yang berada di pusat cakram menjadi Matahari, sedangkan gas-gas disekitarnya mengalami penuruann suhu dan menyusut membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.
Teori Nebula: Piere Simon de Laplace (1794-1827)
Piere Simon de Laplace adalah seorang ahli fisika Prancis. Laplace berpendapat bahwa tata surya berasal dari kabut gas raksasa yang sejak awal telah berputar dalam keadaan panas. kabut gas tersebut selalu memancarkan panas ke alam semesta yang dngin sehingga kabut tersebut menjai dingin dan mengalami penyusutan. Keadaan tersebut menyebabkan perputarannya makin cepat sehingga terjai pemampatan di keuda kutubnya dan melebar di bagian ekuator.
Perputaran yang makin cepat menyebabkan sebagian gas-gas di ekuator terlepas dari bola gas awal. Gas-gas yang terlepas tersebut selanjutnya membentuk bola-bola gas yang lebih kecil dan mendingin mejai planet-planet yang mengelilingi bola gas awal, yaitu matahari.
Meskipun dasar teori yang dikemukakan oleh Kant dan Laplace berbeda, inti teori keduanya mengandung persamaan bahwa tata surya berasal dari kabut. Oleh karena itu teori ini lebih dikenal dengan sebutan Teori Kant-Laplace. Teori Kant-Laplace ini selanjutnya menjadi dasar bagi para ahli astronomi dalam melakukan penelitian tentang tata surya.
B. Teori Planetesimal
Teori planetesimal dikemukakan oleh dua orang sarjana Amerika, yaitu Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905. Seperti halnya teori Kant-Laplace, Chamberlin dan Moulton juga beranggapan bahwa tata surya berasal dari kabut. Namun, berbeda dengan teori Kant-Laplace yang mengatakan gumpalan kabut berbentuk bola, Chamberlin dan Moulton menyatakan bahwa gumpalan kabut yang akan membentuk tata surya berbentuk spiral atau pilin sehingga disebut kabut pilin.
Kabut pilin tersebut terdiri atas butiaran material pada yang disebut planetesimal. Tiap-tiap planetesimal mempunyai lintasan orbit yang bebas sehingga terjadi tumbukan antar planetisimal. Akibat tumbukan yang berualn dan adanya gaya gravitasi, terjadilah penumpulan planetesimal sehingga menjadi gumpalan yang leibh besar dan lebih mampat. Gumpalan terbesar berada di pusat kabut pilin dan menjadi matahari, sedangkan gumpalan-gumpalan yang lebih kecil menjadi planet-planet yang secara bersama-sama berevolusi terhadap matahari (beredar mengelilingi matahari).
C. Teori Pasang Surut
Teori pasang surut pertama kali dikemukakan oleh Buffon (1707-1788). Menurut Buffon tata surya berasal dari materi matahari yang terlempar setelah bertabrakan doengan sebuah komet. Teori ini kemudian diperbaiki oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys (1919).
Jeans dan Jefferys mengemukakan bahwa ada sebuah bintang besar yang mendekati Matahari sehingga menyebabkan adanya efek pasang pada kabut Matahari. Bintang besar tersebut juga menimbulkan kekuatan yang dapat menarik dan melepaskan sebagian massa Matahari. Massa yang terlepas dari Matahari itu pecah dan berputar, selanjutnya secara perlahan mendingin menjadi planet-planet dan satelit-satelit seperti yang sekarang. Teori ini lebih dikenal dengan sebutan Hiptesis Tidal James-Jeffreys.
D. Teori Awan Debu (Proto Planet)
Seorang ahli astronomi Jerman, Carl von Weizsaecker pada tahun 1940-an mengemukakan pendapatnya tentang tebentuknya tata surya melalui teorinya yang disebut toeri proto planet. Teori proto planet itu kemudian disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper pada tahun 1950-an dengan melakukan perbaikan teori-teori sebelumnya. Teori ini paling banyak diterima orang karena dianggap paling memenuhi syarat untuk keadaan yang ditemukan, baik di dalam maupun di luar tata surya.
Dasar teori proto planet adalah bahwa matahari berserta planetnya (tata surya) berasal dari kabut gas. Kabut gas tersebut tersebar tipis-tipis di angkasa dalam jumlah yang sangat banyak. Karena adanya pengaruh gaya tarik antarmolekul dalam kabut gas tersebut, perlahan-lahan kabut gas menjadi gumpalan-gumpalan yang makin padat. Keadaan tersebut disebabkan oleh gerak gas yang berputas tidak beraturan di dalam kumpulan kaubt. Namun, secara perlahan gerak tersebut menjadi gerak berputar yang memipihkan dan memadatkan kabut. Salah satu gumpalan yang mengalami pemampatan di tengah, sedangkan gumpalan-gumpalan yang kecil hanyut di lingkungan sekitarnya. Gumpalan yang berada di tengah itulah yang dikenal sebagai Matahari.
E. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Inggris R.A. Lyttleton sekitar tahun 1930-an. Teori itu menyatakan bahwa Matahari dahulu diduga memiliki sebuah bintang sebagai kembarannya. Bintang yang menjadi kembaran Matahari itu kemudian meledak yang mengakibatkan terlemparnya sejumalh partikel. Partikel yang terlempar tersebut kemudian mendingin membentuk planet-planet dan satelit-satelit yang mengelilingi Matahari.
Artikel Lainnya:
1. Pengertian Tata Surya
2. Terbentuknya Bumi
Itulah penjelasan mengenai Teori Terbentuknya Tata Surya, semoga dari penjelasan di atas dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca sekalian. Mohon maaf jika ada suatu kesalahan. Kami terbuka akan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Terima kasih banyak sudah menyempatkan berkunjung dan membaca!